BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang.
Spanyol
adalah sebuah Negara yang pernah ditaklukkan oleh Islam untuk mengembangkan
agama Islam di negeri tersebut. Ketika Islam masuk ke negeri Spanyol, negeri
ini banyak mengalami peradaban yang pesat baik dari kebudayaan maupun
pendidikan Islam, karena Spanyol didukung negerinya yang subur dengan
penghasilan ekonomi yang cukup tinggi sehingga menghasilkan para pemikir hebat.
Spanyol mengalami perkembangan pesat dan kebudayaan dan pendidikan Islam yang
dimulai dengan mempelajari ilmu agama dan sastra, kemudian meningkat dengan
mempelajari ilmu-ilmu akal. Karena dalam waktu relatif singkat Cardova dapat
menyaingi Baghdad dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesusatraan.[1]
Karena itu kehadiran Islam di spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.
Spanyol
merupakan tempat paling strategis bagi Eropa pada waktu itu untuk menggali
peradaban Islam yang tak tertandingi baik dalam bentuk hubungan politik,
sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar agama. Orang-orang Eropa
menjadi saksi sejarah bahwa Spanyol dibawah panji Islam jauh meninggalkan
negara-negara tetangganya di Eropa terutama di bidang pemikiran, sains, dan
peradaban.[2]
Selain Spanyol, tempat
yang pernah dikuasai Islam adalah Sisilia.
Sisilia merupakan pulau terbesar di Laut
Tengah.Ketika Islam datang penguasa Sisilia melawan dengan gigih dan pantang
menyerah, berbeda ketika Islam datang ke Andalusia, tidak sulit ditaklukkan dan
memilih damai. Seluruh Sisilia dikuasai oleh kaum muslimin di bawah pimpinan Bani
Aghlab dan sejak itu berdiri dinasti Bani Aghlab selama 6 tahun ( 903 – 909 M).
Peradaban Islam pada masa dinasti Bani Aghlab
dan Fathimiyah kurang berkembang karena sering terjadi pemberontakan dan mulai
berkembang pesat pada masa dinasti Kalbiyah. Di bidang Fisik, Pertanian,
Perindustrian, Perdagangan , pemerintahan dan bidang ilmu sudah maju
diantaranya ilmu kalam, sastra, sejarah, fisika , geografi dan kedokteran dan
ilmuwan yang terkenal adalah Al-Idrisi yang hidup pada masa dinasti Normandia.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan suatu
batasan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana asal-usul, kemajuan dan kemunduran Islam di Spanyol?
2.
Bagaimana asal-usul, kemajuan dan kemunduran Islam di Sisilia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal-usul masuknya Islam di Spanyol
Pada
periode klasik paruh pertama-masa kemajuan (650-1000 M), wilayah kekuasaan
Islam meluas melalui Afrika Utara
(Aljazair dan Maroko) sampai ke Spanyol Barat.[3]
Spanyol adalah nama baru bagi Andalusia zaman dahulu. Nama Andalusia berasal
dari suku yang menaklukkan Eropa Barat di masa lalu[4]
sebelum bangsa Goth dan Arab (Islam).
Spanyol
diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid[5]
(705-715M), salah seorang khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Ada
tiga nama yang sering disebut berjasa dalam penaklukan Spanyol, yaitu Musa bin
Nushair, Tharif bin Malik dan Thariq bin Ziyad.[6]
Dari ketiga nama tersebut, nama terakhirlah yang sering disebut paling
terkenal, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya
terdiri dari sebagian suku Barbar (muslim dari Afrika Utara) yang didukung Musa
bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Al-Walid. Pasukannya yang
berjumlah 7000 orang yang menyeberang selat di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.
Tentara Spanyol di bawah pimpinan Raja Roderick dapat ditaklukkan. Cordova
jatuh pada tahun 711 M. dari sana, wilayah-wilayah Spanyol, seperti Toledo,
Sevilla, Malaga, dan Granada dapat dikuasai dengan mudah.
Sejak
pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam
terakhir di sana, Islam memainkan peran yang sangat besar. Sejarah panjang yang
dilalui umat Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu:
1.
Periode
Pertama (711-755 M)
Pada
Periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh
khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabititas
politik negeri Spanyol belum terkendali akibat gangguan keamanan di beberapa
wilayah, karena pada masa ini adalah masa peletakan dasar, asas dan invasi
Islam di Spanyol. Hal ini ditandai dengan adanya gangguan dari berbagai pihak
yang tidak senang kepada Islam. Sentralisasi kekuasaan masih di bawah Daulat
Umayyah di Damaskus.[7]
2.
Periode
Kedua (755-912 M)
Pada masa ini Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang
bergelar amir (panglima atau gubernur), tetapi tidak tunduk kepada pusat
pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baqdad.
Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan
diberi gelar al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol).[8]
3.
Periode
Ketiga (912-916 M)
Periode
ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III, yang bergelar “An-Nasir”
sampai munculnya muluk at-thawaif (raja-raja kelompok). Pada periode ini
Spanyol diperintah oleh penguasa dengan “Khalifah”. Pada periode ini juga umat
Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi Daulat
Abbasiyah di Bagdad. Abdurrahman an-Nasir mendirikan Universitas Cardova.
Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang
kolektor buku dan pendiri perpustakaan.[9]
4.Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh
negara kecil di bawah pimpinan raja-raja golongan atau Al-mulukuth -Thawaif,
yang berpusat di suatu kota seperti Siville, Toledo dan sebagainya. Yang
terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville, Cordova, Toledo, dan
sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada priode
ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya,
kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang
meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang
menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya, orang-orang Kristen
pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun, kehidupan
politik tidak stabil, namun, kehidupan intelektuan terus berkembang pada
periode ini, istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk
mendapatkan perlindungan dari satu istana keistana lain.[10]
4.
Periode
Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh
negara kecil di bawah pimpinan raja-raja golongan atau Al-mulukuth -Thawaif,
yang berpusat di suatu kota seperti Siville, Toledo dan sebagainya. Yang
terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville, Cordova, Toledo, dan
sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada priode
ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya,
kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang
meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang
menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya, orang-orang Kristen
pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun, kehidupan
politik tidak stabil, namun, kehidupan intelektuan terus berkembang pada
periode ini, istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk
mendapatkan perlindungan dari satu istana keistana lain.[11]
5.
Periode
Kelima (1086-1248 M)[12]
Pada
periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara,
tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun
(1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada
mulanaya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di
Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan berpusat
di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas “Undangan” penguasa-penguasa Islam di
sana yang tengah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya
dari serangan-serangan orang-orang Kristen. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol
pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan
di kalangan raja-raja Muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai
Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, penguasa-penguasa sesudah ibn
Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini
berakhir, baik di Afrika Utara maupun dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke
tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M.
Di
Spanyol sendiri, sepeninggal dinasti ini, pada mulanya kembali dinasti-dinasti
kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M penguasa dinasti
Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini. Muwahhidun
didirikan oleh Muhammad ibn Tumart (w. 1128). Dinasti ini datang ke Spanyol di
bawah pimpinan Abd Al-Mun’im. Antara tahun 1114 dan 1154 M, kota-kota Muslim
penting, Cordova, Almeria, dan Granada, jatuh kebawah kekuasaannya. Untuk
jangka beberapa decade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan.
Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi, tidak lama setelah
itu, Muwahhidun mengalami keambrukan. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen
memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang
dialami Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol
dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Keadaan Spanyol kembali runyam,
berada di bawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, umat Islam
tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Tahun
1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M.
Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.[13]
6.
Periode
Keenam (1248-1492 M)
Pada
periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani
Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman
Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa
di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di
Spanyol ini berakhir, karena perselisihan orang-orang istana dalam
memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada
ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja.
Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu,
ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Sa’ad.Abu Abdullah kemudian
meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untuk untuk menjatuhkannya. Dua
penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik
tahta.
Tentu
saja, Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan besar Kristen
melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut
kekuasaan terkhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan
serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia
menyerahkan kekuasaan kepada Ferdenand dan Isabella, kemudian, hijrah ke Afrika
Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M.
Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi
meninggal Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam
di daerah ini. [14]
a.Kemajuan Ilmu
pengetahuan di spanyol
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran
peradaban dan kebudayaan yang sangat brilian dalam Yunani-Arab ke Eropa pada
abad XII. Minat terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan serta filsafat mulai
dikembangkan pada abad IX M selama pemerintahan penguasaan Bani Umayyah yang
ke-5, Muhammad Ibn Abd Al-Rahman (832-886 M).[15]
Berdasarkan
literatur-literatur yang membahas sejarah pendidikan dan sejarah peradaban
Islam secara garis besar pendidikan Islam di Spanyol terbagi pada dua bagian
atau tingkatan, yaitu:
1.
Kuttab
Pada
lembaga pendidikan kuttab ini para siswa mempelajari beberapa bidang
studi dan pelajaran-pelajaran yang meliputi fiqih, bahasa dan sastra serta
musik dan kesenian.
a.
Fiqih
Dalam
bidang fiqih, karena Spanyol Islam menganut Madzhab Maliki, maka para ulama
memperkenalkan materi-materi fiqih dari madzhab Imam Maliki. Para Ulama yang
memperkenalkan madzhab ini antara lain Ziyad ibn Abd al-Rahman, perkembangan
selanjutnya itentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam
ibn Abd Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnnya diantaranya Abu Bakr ibn Al-Quthiyah,
Munzir ibn Said Al-Baluthi dan Ibnu Hazm yang terkenal.[16]
b.
Bahasa
dan Satra
Karena
bahasa Arab telah menjadi bahasa resmi dan bahasa administrasi dalam
pemerintahan Islam di Spanyol. Bahasa Arab ini diajarkan kepada murid-murid dan
para pelajar, baik yang Islam maupun non Islam. Dan hal ini dapat diterima oleh
masyarakat, bahkan mereka rela menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga
banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, sehingga mereka terampil dalam
berbicara maupun dalam tata bahasa.
c.
Musik
dan Kesenian
Sya’ir
merupakan ekspresi utama dari peradaban Spanyol. Pada dasarnya sya’ir Spanyol
didasarkan pada model-model sya’ir Arab membangkitkan sintiment prajurit dan
interes faksional para penakluk Arab. Dalam bidang musik dan seni, Spanyol
Islam memiliki tokoh seniman yang sangat terkenal, yaitu al-Hasan ibn Nafi
dikenal dengan julukan Ziryab (789-857). Setiap kali ada pertemuan di
Cardova, Ziryab selalu mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal
sebagai pengubah lagu, ilmu yang dimilikinya itu diajarkan kepada anak-anaknya, baik laki-laki maupun
perempuan dan juga kepada budak-budak sehingga kemasyhurannyatersebar luas.[17]
2.
Pendidikan
Tinggi
Masyarakat
Arab yang berada di Spanyol merupakan pelopor peradaban dan kebudayaaan juga
pendidikan, antara pertengahan abad kedelapan sampai dengan akhir abad ketiga
belas. Melalui usaha yang mereka lakukan, ilmu pengetahuan kuno dan ilmu
pengetahuan Islam dapat ditranmisikan ke Eropa. Bani Umayyah yang berada di
bawah kekuasaaan al-Hakam menyelenggarakan pengajaran dan telah memberikan
banyak sekali penghargaan kepada para sarjana. Ia telah membangun Universitas
Cardova berdampingan dengan mesjid Abdurrahman III yang selanjutnya tumbuh
menjadi lembaga pendidikan yang terkenal diantara jajaran lembaga pendidikan
tinggi lainnya di dunia. Universitas ini menandingi dua Universitas lainnya,
yaitu Al-Azhar di Cairo dan Nizamiyah di Bagdad, dan telah menarik perhatian
para pelajar tidak hanya dari Spanyol, tetapi juga dari tempat lain seperti
dari Negara-negara Eropa, Afrika, dan Asia.[18]
Di
antara para Ulama yang bertugas di Universitas Cardova adalah Ibnu Quthaibah
yang dikenal sebagai ahli tata bahasa dan Abu Ali Qali yang dikenal sebagai
pakar filologi. Universitas ini memiliki perpustakaan yang menampung koleksi
sekitar empat juta buku. Universitas ini mencakup jurusan yang meliputi
astronomi, matematika, kedokteran, teologi dan hukum, Jumlah muridnya mencapai
seribu orang. Selain itu juga di Spanyol terdapat terdapat Universitas Sevilla,
Malaga, dan Granada. Mata kuliah yang diberikan di universitas-universitas
tersebut meliputi teologi, hukum Islam, kedokteran, kimia, filsafat, dan
astronomi. Sebagai prasasti pada pintu gerbang Universitas yang disebutkan
terakhir ditulis sebagai berikut: Dunia ini ditopang oleh empat hal, yaitu
pengajaran tentang kebijaksanaan, keadilan dari penguasa, ibadah dari
orang-orang yang shaleh dan keberanian yang pantang menyerah.[19]
a.
Filsafat
Atas
inisiatif Al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari
Timur dalam jumlah besar, sehingga Cardova dengan perpustakaan dan
universitas-universitasnya mampu menyaingi Bagdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan
di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin Dinasti Bani Umayyah di
Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada
masa sesudahnya.[20]
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad
ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Zaragoza, ia
pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunaan di Fez tahun 1138 M
dalam usia muda. Seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina di Timur.[21]
Bagian
akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang
terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibnu Rusyd dari Cordova, ia
lahir tahun 1126 M dan wafatnya tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan
dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti
masalah-masalah klasik tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli
fiqih dengan karyanya yang termasyhur Bidayah al-Mujtahid.[22]
b.
Sains
Ilmu-ilmu
kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang
dengan baik. Abbas ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia
adalah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.[23]
Dalam
bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak
pemikir terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang
negeri-negeri muslim di Mediterania dan Sisiliah. Dan Ibn Batuthah dari Tangier
(1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M)
menyusun riwayat Granada. Itulah sebagian naman-nama besar dalam bidang sains.[24]
A. Kemajuan Kebudayaan di Spanyol
Orang-
orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam
digunakan untuk mengecek curah hujan, waduk (kolam) dibuat untuk konservasi
(penyimpanan air). Pengaturan hidrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda
air (water wheel) asal Persia yang dinamakan na’urah (Spanyol:
Noria). Di samping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan pertanian padi,
perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.[25]
Industri,
disamping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung ekonomi
Spanyol Islam. Di antaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan industri
barang-barang tembikar.
Namun
demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan
gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, mesjid, pemukiman, dan
taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adalah mesjid Cardova, kota
al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, Istana al-Makmun,
sesjid Seville, dan Istana al-Hamra di Granada.
C. Faktor-faktor
Pendukung Kemajuan Pendidikan/Peradaban di Spanyol
1. Adanya
dukungan dari para penguasa. Kemajuan Spanyol Islam sangat ditentukan oleh
adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa serta mencintai ilmu
pengetahuan, juga memberikan dukungan dan penghargaan terhadap para ilmuan dan
cendikiawan.
Salah satu contoh perhargaan
yang diberikan kepada para ilmuan adalah membangun universitas yang selanjutnya tumbuh menjadi lembaga pendidikan
yang terkenal diantara jajaran lembaga pendidikan tinggi lainnya.
2.Didirikannya
sekolah-sekolah dari universitas-universitas di beberapa kota di Spanyol oleh
Abd al- Rahman III al-Nasir, dengan Universitasnya yang terkenal di Cardova.
Serta dibangunnya perpustakaan-perpustakaan yang memiliki koleksi buku-buku
yang cukup banyak.
Contoh universitas yang didirikan spanyol adalah Universitas
cordova, Universitas ini menandingi dua Universitas lainnya, yaitu Al-Azhar di
Cairo dan Nizamiyah di Bagdad dan telah menarik perhatian para pelajar tidak
hanya dari Spanyol, tetapi juga dari tempat lain seperti Negara-negara Eropa
,Afrika, dan Asia.
3.
Banyaknya
sarjana Islam yang datang dari ujung Timur sampai ujung Barat wilayah Islam
dengan membawa berbagai buku dan bermacam gagasan. Ini menunjukkan bahwa
meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang
disebut kesatuan budaya Islam.[26]
Contoh budaya
yang masuk di Spanyol adalah bahasa Pengaruh Arab pada
bahasa Spanyol adalah sebagian besar leksikal. Ini berarti bahwa hal ini
terutama terlihat dalam kosa kata dari bahasa Spanyol, bukan di tata bahasa
atau sintaks (susunan kata dan frase untuk menciptakan kalimat). Diperkirakan
bahwa ada lebih dari 4.000 kata pinjaman Arab dan lebih dari 1.000 akar bahasa
Arab. Bersama-sama, mereka membuat sekitar delapan persen dari kosakata
Spanyol.
Sebagai Al-Andalus
dalam banyak masyarakat yang lebih maju daripada kebanyakan budaya Eropa
lainnya, kata Spanyol berasal dari bahasa Arab yang terutama ditemukan di lahan
yang diperkenalkan ke semenanjung oleh orang Arab.
Salah satu contoh
adalah peradilan, yang didasarkan pada hukum Islam. Kata-kata seperti
"Asesino" (pembunuh), "rehén" (sandera atau tawanan), dan
"Tarifa" (tarif) semua masuk ke bahasa Spanyol melalui Arab. Bidang
penting lainnya terdiri dari kata-kata yang terkait dengan administrasi dan
bisnis. Kata Spanyol "Alcalde" (walikota) berasal dari kata Arab
"al-Qadhi (hakim); kata" alguacil "(Sheriff) berasal dari"
al-Wazir "(menteri). Contoh lain adalah "almacén" (deposito,
toko), "almoneda" (lelang), dan "quilate" (karat).
4. Adanya persaingan antara Abbasiyah di Baghdad
dan Umayyah di Spanyol dalam bidang ilmu pengetahuan dengan didirikannya
Universitas Cardova yang menyaingi Universitas Nishamiyah di Baghdad yang
merupakan persaingan positif tidak selalu dalam bentuk peperangan.
D.
Faktor Kemunduran Islam di Spanyol
Adapun
penyebab kemunduran Islam di Spanyol adalah:
1.
Konflik
Islam dan Kristen
Kehadiran
Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen,
sehingga kehidupan Negara Islam tidak pernah sepi dari pertentangan antara
Islam dan Kristen.
2.
Tidak
adanya Ideologi Pemersatu
Di
Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus,
orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Mereka masih memberi
istilah ‘ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu, suatu
ungkapan yang dianggap merendahkan.
3.
Tidak
jelasnya sistem peralihan pemerintahan
Hal
ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris
4.
Keterpencilan
Spanyol
Islam terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia berjuang sendirian tanpa
mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan
alternatif yang mampu membendung keebangkitan.
B.Asal-usul Islam di Sisilia
1.Geografis
Sisilia adalah sebuah pulau di laut tengan ,
letaknya berada di sebelah selatan semenanjung Italia, dipisahkan oleh selat
Messina. Pulau ini bentuknya menyerupai segitiga dengan luas 25.708 km persegi.
Sebelah utara terdapat teluk Palermo dan sebelah timur terdapat teluk Catania.
Pulau ini di sebelah barat dan selatannya adalah kawasan laut Mediterranian,
sebelah utara berbatasan dengan laut Tyrrhenian dan sebelah timurnya berbatasan
dengan laut Ionian.[27] Pulau
sisilia bergunung gunung dan sangat indah, iklimnya yang baik, tanahnya subur,
dan penuh dengan kekayaan alamnya.[28]
Pulau ini di bagi menjadi tiga bagian : Val di Mazara di sebelah barat, Val di
Noto di sebelah tenggara dan Val Demone di bagian timur laut . Islam hanya
menjadi agama resmi di Val di Mazara sedangkan di bagian yang lainnya mayoritasberagamakristen.[29]
2.SejarahMasukIslam
Sebelum dikuasai Islam
, Penguasaan pulau ini berpindah-pindah dalam beberapa abad mulai dari Yunani,
Cartage, Romawi, Vandals, dan Byzantium, kemudian dikuasai oleh kaum Muslimin.[30]
Usaha untuk menjadi wilayah Islam telah dimulai sejak Khalifah Usman bin Affan
dengan mengirim gubernur Muawiyah bin Abi Sufyan pada tahun 652 M. Pada waktu
Muawiyah menjadi khalifah, ia juga menyerang pulau Sisilia pada tahun 667 M.
Pada zaman Abd Malik dan Al-Walid bin Abd Malik juga dilakukan serangan .
Gubernur Afrika Utara Musa bin Nuhair setelah berhasil menguasai Andalusia juga
menyerang Sisilia di bawah pimpinan anaknya Abdullah.[31]
Pada tahun 830 M Asbagh bin Wakil
seorang barbar Andalus, menundukkan Palermo dan sejak itu Palermo menjadi ibu
kota pemerintahan Islam Sisilia, dengan wali pertamanya Abu Fihr Muhammad bin
Abdullah. Penaklukkan terus dilanjutkan oleh Ibrahim bin Abdullah yang berhasil
menguasai Pantellaria, Eulian, Tindano dan wilayah Val di Mazarra. Fadl bin
Ja`far menguasai Messina, Rogusa dan Lentini. Pada tahun 902 M seluruh Sisilia
dikuasai oleh kaum muslimin di bawah pimpinan Bani Aghlab yang setelah
menghabiskan waktu dari tahun 827 – 902 M . [32]kemudian
berdirilah pemerintahan di bawah tiga dinasti yaitu Bani Aghlab, Fathimiyah dan
Kalbiyah
3. Penguasa Sisilia
a. Dinasti Bani Aghlab
( 903 – 909 M )
Dinasti Bani Aghlab yang berpusat
di Tunisia mengangkat lima orang gubernur dengan gelar amir, wali atau shahib
di Sisilia dengan ibu kota Palermo. Para gubernur mempunyai kekuasaan penuh
dalam hal perang atau damai , pembagian harta rampasan, mencetak uang,
menentukan pajak, mengangkat kadi, badan kota praja, pengaturan tentang tanah.
Penduduk Sisilia saat itu berbagai ras dan agama; Islam, Kristen, Yahudi,
Bangsa Sisilia, Yunani, Lombard, Arab, Barbar, Persia, Negro. Bangsa Arab
menjadi penguasa, mayoritas penduduk muslim adalah keturunan bangsa barbar,
Sisilia dan Arab.
Ketika dikuasai dinasti Muslim itu, populasi
penduduk Sicilia bertambah seiring datangnya imigran Muslim dari Afrika, Asia,
Spanyol dan barbar.Di setiap kota di Sicila dilengkapi dengan sebuah dewan
kota.Pada zaman ini mulai diperkenalkan reformasi agraria. Hal itu dilakukan
agar tanah tak cuma dikuasai orang-orang kaya saja. Irigiasi juga mulai
diperkenalkan, sehingga sektor pertanian berkembang pesat. Pada abad ke-10 M,
Sicila menjadi provinsi di Italia yang paling padat dengan jumlah penduduk
mencapai 300 ribu jiwa. [33]
b. Dinasti Fathimiyah (
909 - 965 M )
Pada tahun 909 M Ali bin Ahmad bin Abi al-Fawaris salah satu gubernur
daulah Fathimiyah yang berpusat di Mesir , menggulingkan Ahmad bin Husen
gubernur Dinasti Aghlabid yang terakhir . Dalam masa transisi dari Aghlab ke
Fatimiyah di Sisilia juga terjadi pergolakan namun pergolakan di sini bukan
karena masalah politik tetapi masalah yang sifatnya agamis yaitu pertentangan
antara Syiah dan Suni. Tetapi dalam jangka waktu yang tidak lama Fathimiyah bisa
mengatasinya.
Gubernur-gubernur dinasti Fathimiyah
di Sisilia antara lain Ziyadatullah bin Qurthub, Abu Musa al-Dayf , Salim
Rasyid dan Khalil bin Ishaq. Di bawah para Gubernur ini dinasti Fatimiyah
membangun peradaban Islam dengan berbagai kemajuan . Gubernur dinasti Fatimiyah
yang terkuat adalah Hasan bin Ali al-Kalby keturunan arab suku kalb yang
kemudian mendirikan dinasti Kalbiyah di Sisilia, namun ia tetap setia kepada
Fathimiyah.
c. Dinasti Kalbiyah (
965 - 1044 M )
Dinasti kalbiyah
berkuasa selama 80 tahun. Hasan dapat menaklukkan daerah kristen di sebelah
utara Sisilia , Tormina kemudian merubah nama kota itu menjadi Mu`izziyah
sebagai penghormatan terhadap khalifah Fathimiyah Muiz . Sejak tahun 948 M,
Khalifah Fatimiyah, Ismail Al-Mansur mengangkat Hassan Al-Kalbi sebagai emir
Sicilia. Secara defakto, Emirat Sicilia terlepas dari pemerintahan Faimiyah di
Mesir. Lalu digantikan Emir yang baru bernama Abu Al-Qasim (964 M - 982 M).
pada masa kedua emir itu berkuasa, Muslim Sicilia bertempur dengan Bizantium.
Setelah itu, kekuasaan Islam meredup seiring perebutan kekuasaan di tubuh umat
Islam. Pada 1061 M, Sicilia lepas dari tangan umat Islam. [34]
4.
PerkembanganIlmuPengetahuandiSisilia
a.
Dinasti Bani Aghlab,
Peradaban Islam pada masa dinasti Bani Aghlab kurang berkembang karena sering
terjadi pemberontakan
b.
Dinasti Fathimiyah,
Peradaban Islam pada masa dinasti Fatimiyah juga kurang berkembang karena
sering terjadi pemberontakan dan baru merintis kesejahteraan secara fisik
c.
Dinasti Kalbiyah,
Peradaban Islam berkembang pada masa dinasti Kalbiyah yang berkuasa selama 80
tahun.
1) Di bidang Fisik, Kota Palermo dihiasi dengan 150 tempat pemotongan
hewan, 300 masjid, 7000 jamaah shalat jumat dan 300 sekolah guru .
2) Di bidang Pertanian sudah menggunakan sistem pengairan , bibit unggul
didatangkan dari negara timur, dan sistem penanaman bibit meniru bangsa Arab.
3) Di bidang Perindustrian sudah mampu mengembangkan industri tambang emas,
belerang, sulfur, tawas, industri perikanan, penenunan kain sutra.
4) Di bidang Perdagangan sudah maju dan saat itu masih dikuasai orang Arab
dan pelabuhan Messina menjadi kota perdagangan. Dan sudah mengadakan kharaj dan
jizyah .
5) Di bidang ilmu, perkembangan ilmu agama islam lebih menonjol dibanding
dengan yang lain.
a)
Ilmu Fiqih sudah
membicarakan hukum positif
b)
Para ahli hukum
menyesuaikan penafsiran al-Qur`an sesuai dengan perkembangan zaman
c)
Umat Islam tidak
menjalankan hukum Romawi, Yunani dan Kristen
d)
Al-Qur`an dan Hadits
dijadikan sumber pokok hukum islam, dengan demikian ilmu bantupun berkembang
seperti tafsir, ulumul hadits, bahasa arab, dan lain lain.
e)
Di bidang Ilmu Kalam yang terkenal adalah
Abdul Haq bin Muhammad dan bin Zafar ( yang mengkritik al-Juwaini).
f)
Di bidang Sastra ada
Ali Hamzah al-Basri ( pengagum al-Mutanabbi)
g)
Di bidang Sejarah ada
Abu Zaid al-Gumari dan bin Qotta
h)
Di bidang Fisika muncul
Abu Said Ibrahim dan Abu Bakar Siqli.
i)
Di bidang kedokteran
yang terkenal adalah Abul Abbas Ahmad bin Abdul Salam
6) Di bidang Sosial dan Ekonomi mereka berhasil membangun irigasi dengan
sistem Hydraulic yang didatangkan dari Persia dan sistem Siphon dari Roma.
7) Dengan irigasi yang baik maka perkebunan dan pertanian semakin maju.
Sehingga tanaman kapas, rami di Giattini , berbagai macam jeruk di ekspor
d. Dinasti Normandia
Pada masa dinasti Normandia ini
kekuasaan dinasti Islam telah berakhir namun kebudayaan Islam masih berkembang
1) Rogger I dan II (
1091 - M)
Walaupun Rogger I dan II beragama
kristen tetapi ia memperlakukan umat islam dengan baik. Bahkan Rogger II yang
beragama kristen mendapat gelar Mu`taz Billah . Palermo tetap sebagai ibu Kota
negara, pejabat negara dan tentara tetap menggunakan orang orang islam. Rogger
I dan II masih mengagumi kehebatan kebudayaan dan Intelektual Islam , mahir
bahasa Arab, memakai baju kebesaran raja raja Islam. Kehidupan istana
menyerupai kehidupan raja raja Islam. Menggunakan bahasa Arab sebagai salah
satu bahasa resmi. Mahkamah menyerupai Mahkamah Agung Bezantium tetapi upacara
upacaranya menyerupai Mahkamah Arab.[35]
Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat pada zaman Normandia,
karena Roger II sangat tertarik dengan matematika, administrasi dan ilmu Bumi ,
karena pada masa ini muncul intelektual muslim yang terkenal al-Idrisi
Al-Idris Nama lengkapnya Abu Abdullah
Muhammad Ibn Muhammad Ibn Abdullah Ibn Idris Ash-Sharif , Ia dilahirkan di
Ceuta, Spanyol ( 1099-1166), dan belajar di Cordova . Orang barat mengakuinya
sebagai seorang ahli geografi, yang telah membuat bola dunia dalam bentuk globe
dari bahan perak seberat 400 kilogram yang dilengkapi dengan Kitab Al-Rujari
(Roger's Book).untuk Raja Roger II dari Sicilia. Ia ahli geografi dan
kartografi terbesar di abad pertengahan. Saat itu Idris menjadi sangat dikenal
dan mulai dilirik oleh kalangan navigator laut Eropa serta kalangan militer.
Kemudian Idris membuat kitab Nuzhat al-Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Kesenangan
untuk Orang-orang yang Ingin Mengadakan Perjalanan Menembus Berbagai Iklim)
sebuah ensiklopedi yang berisi peta secara detil dan informasi lengkap
negara-negara Eropa.
Idris
membuat kembali sebuah kompilasi ensiklopedi yang lebih komperhensif berjudul Rawd-Unnas
wa-Nuzhat al-Nafs (Kenikmatan Lelaki dan Kesenangan Jiwa). . Idris juga
ahli di bidang ilmu kedokteran, Ia menyusun sebuah buku berjudul al-Jami-li-Sifat
Ashtat al-Nabatat , menjelaskan nama-nama obat dalam beberapa bahasa,
termasuk Berber (Arab), Suriah, Persia, Hindi, Yunani dan bahasa latin..
Beberapa karyanya telah dialih bahasakan kedalam bahasa latin , bukunya sangat
popular di daratan Eropa dan telah diterbitkan di Roma pada tahun 1619.
Christopher Columbus, juga menggunakan peta asli yang dibuat oleh Idris
sebelumnya .
2) William I dan II
Pada masa Penguasa Dinati Normandia
di tangan William I dan II (beragama kristen) umat islam diperlakukan dengan
tidak baik, namun Wiliam mengagumi kehebatan kebudayaan dan Intelektual Islam. Palermo
tetap sebagai ibu Kota negara, dan ia menggelari dirinya dengan al-Musta`iz
Billah[36].
B. Dinasti Ghaznawiyah (977 M - )
1. Wilayah dinasti Ghaznawiyah
Wilayah dinasti Ghaznawiyah meliputi
Iran bagian timur, Afganistan, Pakistan dan beberapa wilayah bagian India.
Pusat pemerintahannya di kota Ghazna Afganistan. Dinasti inilah yang mampu
menembus sampai ke India menyebarkan agama Islam , menghancurkan berhala
menggantikan kuil dengan masjid dan mampu berjaya sampai kurang lebih 220
tahun.
2. Pendiri Dinasti Ghaznawiyah
Pendiri dinasti Ghaznawiyah adalah Sabaktakin keturunan alptakin bangsa
Turki, salah seorang pendiri kerajaan kecil di bawah naungan kerajaan bani
Saman yang sedang berjaya. Pada tahun 961 M Raja bani Saman Abd Malik bin Nuh,
mengangkat Alptakin menjadi Gubernur di Hirrah, Barat Laut Afganistan. Jabatan
ini berakhir ketika rajanya meninggal dunia dan digantikan oleh Mansur bin Nuh.
Oleh karena itu Alptakin bersama anak buahnya pergi menuju Ghazna dan menguasai
wilayah itu pada tahun 962 M, dan menjadikan Ghazna sebagai basis perlawanan
menghadapi Mansur bin Nuh. [37]
3.Penguasa Dinasti Ghaznawiyah
Setelah Alptakin wafat digantikan oleh salah satu keturunanya yaitu
Sabaktakin. Ia menjadi penguasa dinasti Ghaznawiyah pada tahun 977 M. Pada
awalnya ia memiliki Khurasan sebagai hadiah dari raja Samani Nuh bin Mansur
atas jasanya berhasil memadamkan pemberontakan di Transoxiana. Setelah
menguasai Persi, Sabaktakin menguasai Pesyawar, kemudian Kabul dan wilayah
India. Setelah berjuang selama 20 tahun Sabaktakin meninggal pada tahun 997 M.
Walaupun berasal dari bangsa Turki namun ia dapat menyatukan kedua bangsa Turki
dan Afganistan karena sama sama satu madhab yaitu ahlu sunnah wal jamaah.
Sabaktakin
digantikan oleh putranya, Mahmud yang bergelar Mahmud Ghaznawi pada tahun 999
M, tetapi masih mengatasnamakan dinasti Samani sehingga ketika di Balkan
terjadi pemberontakan terhadap dinasti Samani, Mahmud membantu Abd Malik bin
Mansur raja Samani. Pada tahun 1004 M, Muntasir dinasti Samani terakhir mati
terbunuh, kemudian Mahmud Ghaznawi secara resmi memperoleh pengakuan dari
Khalifah Abasiyah Al-Qadir dan digelari Yamin al-Daulah . [38]
Pemerintahan Mahmud Ghaznawi banyak diwarnai denga peperangan sebagai upaya
memperluas wilayah kekuasannya terutama ke India. Pada tahun 1001 M Mahmud
menaklukkan Kabul, Multan dan Kasmir. Di setiap daerah penaklukkan, ajaran
Brahmanisme dikikis dan diganti dengan ajaran Islam. Tahun 1006 menguasai
Punjab, Kangra, Balujistan, Delhi, Mathura, Kalijar, Sind, Makran, Kirman,
Surat dan terakhir Gujarat. Untuk menmgendalikan kekuasaannya di India Mahmud
mengangkat seorang gubernur yang berkedudukan di Lahore. Penaklukan India
memerlukan waktu 24 tahun. [39]
4.PeradabanIslam di dinasti Ghaznawiyah
4.PeradabanIslam di dinasti Ghaznawiyah
a.
Mahmud Ghaznawi adalah
orang yang ahli dalam ilmu peperangan, pembangunan dan pengembangan
ilmu.pecinta ilmu dan sangat menghormati sarjana
b.
Kota Ghaznah bukan saja sebagai tempat
pertahanan tetapi juga tempat berkumpulnya para ahli hukum, ulama, fuqaha, para
ahli bahasa, tasawuf dan falsafah.
c.
Mahmud membangun istana
di Afghan, Shal, membangun taman Sad Hasan, Istana Fazuri, membangun masjid
yang megah dan indah di Ghazna yang terkenal dengan nama Arus al-Falaq,
membangun sekolah yang dilengkapi dengan perpustakaan.
d.
Mahmud membangun kandang besar berkapasitas
1000 ekor binatang
e.
Mas`ud bin Mahmud membangun masjid yang megah
dirancang sendiri pada tahun 1035 – 1036 M.
f.
Dalam pengembangan
ilmu, ia menghimpun para sarjana dan pujangga mereka ditempatkan di istananya,
dibiayai dan didukung untuk mengembangkan ilmu dan penyelidikan ilmu,
diantaranya adalah Al-Biruni dan Al-Firdausi.
g.
Al-Biruni nama
lengkapnya Abu al-Rayhan Muhammad bin Ahmad al-Biruni, keturunan Iran. Lahir
tahun 973 M di kota Kath , ibu kota Khawarizm, daerah Amu Darya sebelah selatan
pantai laut Aral. Usia 24 tahun di kampung halamannya belajar kepada Abu Nasr
Mansur bin Ali bin Irak Jilani(ahli matematika). Pernah tinggal di istana bani
Saman pada masa Mansur II bin Nuh pada tahun 997 – 999 M, kemudian menetap di
Jurja, ke Rayy dekar Teheran dan sejak itu al-Biruni mengeluarkan karya
karyanya.
·
Dialah sarjana pertama
yang menemukan teori Perputaran bumi pada porosnya yang mengelilingi matahari,
600 tahun sebelum Galileo lahir.
·
Al-Biruni lah yang
menetapkan bahwa ketiga sudut dari segitiga besarnya 180 drajat.
·
Al-biruni juga yang
menetapkan dasar dasar ilmu ukur sudut.
·
Di bidang astronomi ia dapat menemukan arah
kiblat shalat secara cepat
·
Pada masa Mahmud Ghaznawi , al-Biruni ikut
serta dalam ekspedisi militer ke India yang kemudian menghasilkan kitab Tarikh
al-hind
·
Al-Biruni
mempersembahkan kitab karya utamanya al-Qanun al-Mas`udi fi al-haya wa
an-Nujum kitab, ensiklopedi astronomi terlengkap yang mencakup antronomi,
geografi, astrologi, dan beberapa matematika bangsa Greek, India, Babilonia,
dan Persia.[40]
·
Kitab al-Jamahir fi
Ma`rifat al-Jawahir (pengetahuan tentang batu permata) adalah Risalah mengenai mineralogi yang
ditulis semasa Sultan Maudud bin Mas`ud
·
Al-Biruni juga menulis
abstraksi mengenai geometri, astronomi, aritmatika, dan astrologi pada kitab Tafhim
li Awa`il sina`at at-Tanjim.
·
Al-Biruni juga sangat
ahli di bidang kedokteran farmasi, fisika, sejarah, geografi, kronologi,
bahasa, pengamat adat istiadat dan seorang ulama besar pada zamannya.
h.
Al-Firdausi (w 1020 M)
adalah tokoh kebangkitan sastra Persia, ia penyair dari Tus atas dorongan bani
Samani dan Mahmud Ghaznawi menyusun suatu epik Persia terkenal yang disebut
Shah Nameh yang telah mulai digarap oleh penyair lain bernama Daqiqi yang mati
terbunuh.Shah nemeh memuat kisah para raja dari legenda awal termasuk kerajaan
Sasania. Dia juga mendorong perkembangan seni arsitektur dan seni seni lainnya.
i.
Pada masa Mahmud dan
Mas`ud tercatat ada beberapa ilmuwan seperti Bin al-Arraqi , bin al-Khammar,
al-Marasyi (w 420 H), al-Utby ( w 427 H), dan al-Baihaqi, ketiganya penulis
sejarah al-Furrakhi, al-Asyadi (penyair dalam bahasa Persi), dan penyair Arab
terkenal Badi` al-Zaman al-Hamdani.Sayang setelah Mas`ud bin Mahmud, sultan
sultan Ghaznawiyah tidak ada yang kuat sehingga dinasti Ghaznawiyah mengalami
kemunduran, melemah dan hancur.
BAB III
KESIMPULAN
Dari
Uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Asal
usul masuknya Islam di Spanyol tidak lepas dari keberhasilan Thariq ibn Ziyad
mengalahkan raja Roderick.
2.
Spanyol
merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam penyerapan ilmu pengetahuan
yang dikembangkan umat Islam di sana serta peradabannya, baik dalam hubungan
politik, sosial, maupun ekonomi dam
peradaban antar Negara
3.
Adapun
sebab kemunduran Islam di Spanyol adalah:
a.
Konflik
Islam dan Kristen
b.
Tidak
adanya Ideologi Pemersatu
c.
Kesulitan
Ekonomi
d.
Tidak
Jelasnya Sistem Peralihan Pemerintahan
e.
Keterpencilan.
4. Asal usul masuknya Islam di Sisilia , Penguasaan pulau ini berpindah-pindah dalam beberapa abad mulai dari
Yunani, Cartage, Romawi, Vandals, dan Byzantium, kemudian dikuasai oleh kaum
Muslimin.
5.Islam mengalami
kemunduran karena terjadinya konflik
internal di kalangan orang-orang Kristen Celakanya, kesalahan yang sama juga
dilakukan oleh pihak muslim di Sisilia
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A. Mukti, Sejarah Islam Pramodern, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 1995.
Amin, M. Mansyur, Sejarah peradaban Islam, Bandung:
Indonesia Spirit Foundation, 2004
Aziz Ahmad , A History of Islamic
Sicily, ( Edenburgh : Edenburgh University Press , 1975
Fakhri, Majid, Sejarah Filsafat Islam, Jakarta: Pustaka
Jaya, 1986.
Hammond , Headline
World Atlas , (New Jersey : Hammond Incorporated Maplewood, 1969)
Hamka, Sejarah Umat Islam, Jakarta, Penerbit Bulan Bintang,
1981
http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad_al-Idrisi
http:
//alwialatas.multiply.com/journal/item/29/sisilia-dua-abad-keemasan-di-bawah-islam-bagian-1
Hittin,
Philip K., History of The Arabs, Diterjemahkan oleh R. Cecep Lukman
Yasin, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2008 Philip K Hitti ,
History of the Arab, ( London: The Macirillan Press Ltd, 1974 )
Mahayudin Hj Yahaya, Islam di Spanyol dan
Sicily, ( Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan
Malaysia, 1990)
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek,
Jakarta: UI Press, 1985.
Sunanto, Musyrifah Sejarah Islam Klasik : Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group , 2007) cet ke 3
Sou’yb, Joesoef, Sejarah Daulat Umayyah di Cordova, Jakarta,
Penerbit Bulan Bintang, tth.
Syalabi, Ahmad, Sejarah kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka
AlHusna, 1983.
Yatim, Badri, Sejarah
Peradaban Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2004.
[1] Badri Yatim, Sejarah
Peradab an Islam (Dirasah Islamiyah II), diterbitkan dalam rangka kerja
sama lembaga studi islam dan kemasyarakatan (LSIK), (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997),
Edisi I, Cet. Ke V, h. 87.
[5] Nama lengkapnya adalah
Al-Walid bin Abdul Malik merupakan Khalifah ketiga dari Dinasti Umayyah.
Setelah Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M) dan Khalifah Abdul Malik bin Marwan
(685-705 M) selanjutnya setelah Al-Walid diteruskan oleh Khalifah Umar bin
Abdul Aziz (717-720 M) dan Hasyim ibn Abdul Al-Malik (724-743 M). Ekspansinya
ke barat dilakukan secara besar-besaran, di zaman Al-Walid masa pemerintahannya
adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban, umat Islam hidup
pemerintahannya berjalan kurang lebih 10 tahun.
[8] Yusran Asmuni, Dirasah
Islamiyah III, Pengantar Studi Sejarah kebudayaan Islam dan Pemikiran,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 14-15.
[18] Zainuddin Alavi, Muslim
Education Thought in the Middle Age, (terj) Abuddin Nata, (Bandung:
Angkasa, 2000), h. 16.
[19] Philip K. Hitti, Dunia
Arab, (Terj) Ushuluddin Hutugalung, (Bandung: Sumur Bandung, 1962), h. 135.
[25] S.I. Poeradisastra, Sumbangan
Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, (Jakarta: P3M, 1986), Cet Ke II, h.
67.
[28] Dari sisilia, Italia mengeksport
buah jeruk, jagung, jewawut, zaitun, buah badam, anggur ,kapas dan menghasilkan
minyak bumi terbesar di Eropa, menghasilkan dua per tiga kebutuhan Italia atas
blerang, aspal, garam karang, garam laut, dan batu apung Italia. Lihat Grolier Internasional Inc,
(ed), Italia , Negara dan Bangsa Eropa (Jakarta : 1988 ) , jilid 6 hal 158
[29] Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Sejarah
Islam Klasik : Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, (Jakarta, Kencana
Prenada Media Group , 2007) cet ke 3 hal: 157
[30] http:
//alwialatas.multiply.com/journal/item/29/sisilia-dua-abad-keemasan-di-bawah-islam-bagian-1
[31] Mahayudin Hj Yahaya, Islam di
Spanyol dan Sicily, ( Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian
Pendidikan Malaysia, 1990), hal: 17
[32] Aziz Ahmad , A History of Islamic
Sicily, ( Edenburgh : Edenburgh University Press , 1975 ) hal 53-55
[36] Hasan Ibrahim Hasan, Tarekh
al-Islam, ( Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Misriyah, 1979), jilid III h. 94
Tidak ada komentar:
Posting Komentar