Jumat, 06 Juli 2012

islam disislia dan spanyol


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang.
Spanyol adalah sebuah Negara yang pernah ditaklukkan oleh Islam untuk mengembangkan agama Islam di negeri tersebut. Ketika Islam masuk ke negeri Spanyol, negeri ini banyak mengalami peradaban yang pesat baik dari kebudayaan maupun pendidikan Islam, karena Spanyol didukung negerinya yang subur dengan penghasilan ekonomi yang cukup tinggi sehingga menghasilkan para pemikir hebat. Spanyol mengalami perkembangan pesat dan kebudayaan dan pendidikan Islam yang dimulai dengan mempelajari ilmu agama dan sastra, kemudian meningkat dengan mempelajari ilmu-ilmu akal. Karena dalam waktu relatif singkat Cardova dapat menyaingi Baghdad dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesusatraan.[1] Karena itu kehadiran Islam di spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.
Spanyol merupakan tempat paling strategis bagi Eropa pada waktu itu untuk menggali peradaban Islam yang tak tertandingi baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar agama. Orang-orang Eropa menjadi saksi sejarah bahwa Spanyol dibawah panji Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya di Eropa terutama di bidang pemikiran, sains, dan peradaban.[2]
Selain Spanyol, tempat yang pernah dikuasai Islam  adalah Sisilia. Sisilia  merupakan pulau terbesar di Laut Tengah.Ketika Islam datang penguasa Sisilia melawan dengan gigih dan pantang menyerah, berbeda ketika Islam datang ke Andalusia, tidak sulit ditaklukkan dan memilih damai. Seluruh Sisilia dikuasai oleh kaum muslimin di bawah pimpinan Bani Aghlab dan sejak itu berdiri dinasti Bani Aghlab selama 6 tahun ( 903 – 909 M).
 Peradaban Islam pada masa dinasti Bani Aghlab dan Fathimiyah kurang berkembang karena sering terjadi pemberontakan dan mulai berkembang pesat pada masa dinasti Kalbiyah. Di bidang Fisik, Pertanian, Perindustrian, Perdagangan , pemerintahan dan bidang ilmu sudah maju diantaranya ilmu kalam, sastra, sejarah, fisika , geografi dan kedokteran dan ilmuwan yang terkenal adalah Al-Idrisi yang hidup pada masa dinasti Normandia.
B. Rumusan Masalah
            Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan suatu batasan masalah sebagai berikut:
1.             Bagaimana asal-usul, kemajuan dan kemunduran Islam di Spanyol?
2.             Bagaimana asal-usul, kemajuan dan kemunduran Islam di Sisilia?






















BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal-usul masuknya Islam di Spanyol
Pada periode klasik paruh pertama-masa kemajuan (650-1000 M), wilayah kekuasaan Islam meluas  melalui Afrika Utara (Aljazair dan Maroko) sampai ke Spanyol Barat.[3] Spanyol adalah nama baru bagi Andalusia zaman dahulu. Nama Andalusia berasal dari suku yang menaklukkan Eropa Barat di masa lalu[4] sebelum bangsa Goth dan Arab (Islam).
Spanyol diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid[5] (705-715M), salah seorang khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Ada tiga nama yang sering disebut berjasa dalam penaklukan Spanyol, yaitu Musa bin Nushair, Tharif bin Malik dan Thariq bin Ziyad.[6] Dari ketiga nama tersebut, nama terakhirlah yang sering disebut paling terkenal, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian suku Barbar (muslim dari Afrika Utara) yang didukung Musa bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Al-Walid. Pasukannya yang berjumlah 7000 orang yang menyeberang selat di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad. Tentara Spanyol di bawah pimpinan Raja Roderick dapat ditaklukkan. Cordova jatuh pada tahun 711 M. dari sana, wilayah-wilayah Spanyol, seperti Toledo, Sevilla, Malaga, dan Granada dapat dikuasai dengan mudah.
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir di sana, Islam memainkan peran yang sangat besar. Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu:
1.    Periode Pertama (711-755 M)
Pada Periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabititas politik negeri Spanyol belum terkendali akibat gangguan keamanan di beberapa wilayah, karena pada masa ini adalah masa peletakan dasar, asas dan invasi Islam di Spanyol. Hal ini ditandai dengan adanya gangguan dari berbagai pihak yang tidak senang kepada Islam. Sentralisasi kekuasaan masih di bawah Daulat Umayyah di Damaskus.[7]
2.    Periode Kedua (755-912 M)
Pada masa ini Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur), tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baqdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol).[8]
3.    Periode Ketiga (912-916 M)
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III, yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya muluk at-thawaif (raja-raja kelompok). Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan “Khalifah”. Pada periode ini juga umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi Daulat Abbasiyah di Bagdad. Abdurrahman an-Nasir mendirikan Universitas Cardova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan.[9]
4.Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pimpinan raja-raja golongan atau Al-mulukuth -Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Siville, Toledo dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada priode ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya, orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun, kehidupan politik tidak stabil, namun, kehidupan intelektuan terus berkembang pada periode ini, istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana keistana lain.[10]
4.    Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pimpinan raja-raja golongan atau Al-mulukuth -Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Siville, Toledo dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada priode ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya, orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun, kehidupan politik tidak stabil, namun, kehidupan intelektuan terus berkembang pada periode ini, istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana keistana lain.[11]
5.    Periode Kelima (1086-1248 M)[12]
Pada periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanaya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas “Undangan” penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan orang-orang Kristen. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja Muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M.
Di Spanyol sendiri, sepeninggal dinasti ini, pada mulanya kembali dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M penguasa dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini. Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumart (w. 1128). Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd Al-Mun’im. Antara tahun 1114 dan 1154 M, kota-kota Muslim penting, Cordova, Almeria, dan Granada, jatuh kebawah kekuasaannya. Untuk jangka beberapa decade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi, tidak lama setelah itu, Muwahhidun mengalami keambrukan. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Keadaan Spanyol kembali runyam, berada di bawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, umat Islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.[13]
6.    Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir, karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Sa’ad.Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untuk untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta.
Tentu saja, Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut kekuasaan terkhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdenand dan Isabella, kemudian, hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggal Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini. [14]
a.Kemajuan Ilmu pengetahuan di spanyol
 Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran peradaban dan kebudayaan yang sangat brilian dalam Yunani-Arab ke Eropa pada abad XII. Minat terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan serta filsafat mulai dikembangkan pada abad IX M selama pemerintahan penguasaan Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad Ibn Abd Al-Rahman (832-886 M).[15]
Berdasarkan literatur-literatur yang membahas sejarah pendidikan dan sejarah peradaban Islam secara garis besar pendidikan Islam di Spanyol terbagi pada dua bagian atau tingkatan, yaitu:
1.    Kuttab
Pada lembaga pendidikan kuttab ini para siswa mempelajari beberapa bidang studi dan pelajaran-pelajaran yang meliputi fiqih, bahasa dan sastra serta musik dan kesenian.
a.    Fiqih
Dalam bidang fiqih, karena Spanyol Islam menganut Madzhab Maliki, maka para ulama memperkenalkan materi-materi fiqih dari madzhab Imam Maliki. Para Ulama yang memperkenalkan madzhab ini antara lain Ziyad ibn Abd al-Rahman, perkembangan selanjutnya itentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnnya diantaranya Abu Bakr ibn Al-Quthiyah, Munzir ibn Said Al-Baluthi dan Ibnu Hazm yang terkenal.[16]
b.   Bahasa dan Satra
Karena bahasa Arab telah menjadi bahasa resmi dan bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Bahasa Arab ini diajarkan kepada murid-murid dan para pelajar, baik yang Islam maupun non Islam. Dan hal ini dapat diterima oleh masyarakat, bahkan mereka rela menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, sehingga mereka terampil dalam berbicara maupun dalam tata bahasa.
c.    Musik dan Kesenian
Sya’ir merupakan ekspresi utama dari peradaban Spanyol. Pada dasarnya sya’ir Spanyol didasarkan pada model-model sya’ir Arab membangkitkan sintiment prajurit dan interes faksional para penakluk Arab. Dalam bidang musik dan seni, Spanyol Islam memiliki tokoh seniman yang sangat terkenal, yaitu al-Hasan ibn Nafi dikenal dengan julukan Ziryab (789-857). Setiap kali ada pertemuan di Cardova, Ziryab selalu mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai pengubah lagu, ilmu yang dimilikinya itu diajarkan kepada anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan dan juga kepada budak-budak sehingga kemasyhurannyatersebar luas.[17]
2.    Pendidikan Tinggi
Masyarakat Arab yang berada di Spanyol merupakan pelopor peradaban dan kebudayaaan juga pendidikan, antara pertengahan abad kedelapan sampai dengan akhir abad ketiga belas. Melalui usaha yang mereka lakukan, ilmu pengetahuan kuno dan ilmu pengetahuan Islam dapat ditranmisikan ke Eropa. Bani Umayyah yang berada di bawah kekuasaaan al-Hakam menyelenggarakan pengajaran dan telah memberikan banyak sekali penghargaan kepada para sarjana. Ia telah membangun Universitas Cardova berdampingan dengan mesjid Abdurrahman III yang selanjutnya tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang terkenal diantara jajaran lembaga pendidikan tinggi lainnya di dunia. Universitas ini menandingi dua Universitas lainnya, yaitu Al-Azhar di Cairo dan Nizamiyah di Bagdad, dan telah menarik perhatian para pelajar tidak hanya dari Spanyol, tetapi juga dari tempat lain seperti dari Negara-negara Eropa, Afrika, dan Asia.[18]
Di antara para Ulama yang bertugas di Universitas Cardova adalah Ibnu Quthaibah yang dikenal sebagai ahli tata bahasa dan Abu Ali Qali yang dikenal sebagai pakar filologi. Universitas ini memiliki perpustakaan yang menampung koleksi sekitar empat juta buku. Universitas ini mencakup jurusan yang meliputi astronomi, matematika, kedokteran, teologi dan hukum, Jumlah muridnya mencapai seribu orang. Selain itu juga di Spanyol terdapat terdapat Universitas Sevilla, Malaga, dan Granada. Mata kuliah yang diberikan di universitas-universitas tersebut meliputi teologi, hukum Islam, kedokteran, kimia, filsafat, dan astronomi. Sebagai prasasti pada pintu gerbang Universitas yang disebutkan terakhir ditulis sebagai berikut: Dunia ini ditopang oleh empat hal, yaitu pengajaran tentang kebijaksanaan, keadilan dari penguasa, ibadah dari orang-orang yang shaleh dan keberanian yang pantang menyerah.[19]
a.    Filsafat
Atas inisiatif Al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cardova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Bagdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin Dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.[20] Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Zaragoza, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunaan di Fez tahun 1138 M dalam usia muda. Seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina di Timur.[21]
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibnu Rusyd dari Cordova, ia lahir tahun 1126 M dan wafatnya tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah klasik tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqih dengan karyanya yang termasyhur Bidayah al-Mujtahid.[22]
b.   Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia adalah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.[23]
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim di Mediterania dan Sisiliah. Dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada. Itulah sebagian naman-nama besar dalam bidang sains.[24]
A.  Kemajuan Kebudayaan di Spanyol
Orang- orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah hujan, waduk (kolam) dibuat untuk konservasi (penyimpanan air). Pengaturan hidrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia yang dinamakan na’urah (Spanyol: Noria). Di samping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.[25]
Industri, disamping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung ekonomi Spanyol Islam. Di antaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar.
Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, mesjid, pemukiman, dan taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adalah mesjid Cardova, kota al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, Istana al-Makmun, sesjid Seville, dan Istana al-Hamra di Granada.
C. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan Pendidikan/Peradaban di Spanyol
1. Adanya dukungan dari para penguasa. Kemajuan Spanyol Islam sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa serta mencintai ilmu pengetahuan, juga memberikan dukungan dan penghargaan terhadap para ilmuan dan cendikiawan.
                   Salah satu contoh perhargaan yang diberikan kepada para ilmuan adalah membangun universitas yang  selanjutnya tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang terkenal diantara jajaran lembaga pendidikan tinggi lainnya.
2.Didirikannya sekolah-sekolah dari universitas-universitas di beberapa kota di Spanyol oleh Abd al- Rahman III al-Nasir, dengan Universitasnya yang terkenal di Cardova. Serta dibangunnya perpustakaan-perpustakaan yang memiliki koleksi buku-buku yang cukup banyak.
Contoh universitas yang didirikan spanyol adalah Universitas cordova, Universitas ini menandingi dua Universitas lainnya, yaitu Al-Azhar di Cairo dan Nizamiyah di Bagdad dan telah menarik perhatian para pelajar tidak hanya dari Spanyol, tetapi juga dari tempat lain seperti Negara-negara Eropa ,Afrika, dan Asia.
3.      Banyaknya sarjana Islam yang datang dari ujung Timur sampai ujung Barat wilayah Islam dengan membawa berbagai buku dan bermacam gagasan. Ini menunjukkan bahwa meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang disebut kesatuan budaya Islam.[26]
Contoh budaya yang masuk di Spanyol adalah bahasa Pengaruh Arab pada bahasa Spanyol adalah sebagian besar leksikal. Ini berarti bahwa hal ini terutama terlihat dalam kosa kata dari bahasa Spanyol, bukan di tata bahasa atau sintaks (susunan kata dan frase untuk menciptakan kalimat). Diperkirakan bahwa ada lebih dari 4.000 kata pinjaman Arab dan lebih dari 1.000 akar bahasa Arab. Bersama-sama, mereka membuat sekitar delapan persen dari kosakata Spanyol.
Sebagai Al-Andalus dalam banyak masyarakat yang lebih maju daripada kebanyakan budaya Eropa lainnya, kata Spanyol berasal dari bahasa Arab yang terutama ditemukan di lahan yang diperkenalkan ke semenanjung oleh orang Arab.
Salah satu contoh adalah peradilan, yang didasarkan pada hukum Islam. Kata-kata seperti "Asesino" (pembunuh), "rehén" (sandera atau tawanan), dan "Tarifa" (tarif) semua masuk ke bahasa Spanyol melalui Arab. Bidang penting lainnya terdiri dari kata-kata yang terkait dengan administrasi dan bisnis. Kata Spanyol "Alcalde" (walikota) berasal dari kata Arab "al-Qadhi (hakim); kata" alguacil "(Sheriff) berasal dari" al-Wazir "(menteri). Contoh lain adalah "almacén" (deposito, toko), "almoneda" (lelang), dan "quilate" (karat).
4.  Adanya persaingan antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol dalam bidang ilmu pengetahuan dengan didirikannya Universitas Cardova yang menyaingi Universitas Nishamiyah di Baghdad yang merupakan persaingan positif tidak selalu dalam bentuk peperangan.
D. Faktor Kemunduran Islam di Spanyol
Adapun penyebab kemunduran Islam di Spanyol adalah:
1.    Konflik Islam dan Kristen
Kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen, sehingga kehidupan Negara Islam tidak pernah sepi dari pertentangan antara Islam dan Kristen.
2.    Tidak adanya Ideologi Pemersatu
Di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Mereka masih memberi istilah ‘ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu, suatu ungkapan yang dianggap merendahkan.
3.    Tidak jelasnya sistem  peralihan pemerintahan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris
4.    Keterpencilan
Spanyol Islam terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia berjuang sendirian tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung keebangkitan.
B.Asal-usul Islam di Sisilia
 1.Geografis
 Sisilia adalah sebuah pulau di laut tengan , letaknya berada di sebelah selatan semenanjung Italia, dipisahkan oleh selat Messina. Pulau ini bentuknya menyerupai segitiga dengan luas 25.708 km persegi. Sebelah utara terdapat teluk Palermo dan sebelah timur terdapat teluk Catania. Pulau ini di sebelah barat dan selatannya adalah kawasan laut Mediterranian, sebelah utara berbatasan dengan laut Tyrrhenian dan sebelah timurnya berbatasan dengan laut Ionian.[27] Pulau sisilia bergunung gunung dan sangat indah, iklimnya yang baik, tanahnya subur, dan penuh dengan kekayaan alamnya.[28] Pulau ini di bagi menjadi tiga bagian : Val di Mazara di sebelah barat, Val di Noto di sebelah tenggara dan Val Demone di bagian timur laut . Islam hanya menjadi agama resmi di Val di Mazara sedangkan di bagian yang lainnya mayoritasberagamakristen.[29]
2.SejarahMasukIslam
Sebelum dikuasai Islam , Penguasaan pulau ini berpindah-pindah dalam beberapa abad mulai dari Yunani, Cartage, Romawi, Vandals, dan Byzantium, kemudian dikuasai oleh kaum Muslimin.[30] Usaha untuk menjadi wilayah Islam telah dimulai sejak Khalifah Usman bin Affan dengan mengirim gubernur Muawiyah bin Abi Sufyan pada tahun 652 M. Pada waktu Muawiyah menjadi khalifah, ia juga menyerang pulau Sisilia pada tahun 667 M. Pada zaman Abd Malik dan Al-Walid bin Abd Malik juga dilakukan serangan . Gubernur Afrika Utara Musa bin Nuhair setelah berhasil menguasai Andalusia juga menyerang Sisilia di bawah pimpinan anaknya Abdullah.[31]
   Pada tahun 830 M Asbagh bin Wakil seorang barbar Andalus, menundukkan Palermo dan sejak itu Palermo menjadi ibu kota pemerintahan Islam Sisilia, dengan wali pertamanya Abu Fihr Muhammad bin Abdullah. Penaklukkan terus dilanjutkan oleh Ibrahim bin Abdullah yang berhasil menguasai Pantellaria, Eulian, Tindano dan wilayah Val di Mazarra. Fadl bin Ja`far menguasai Messina, Rogusa dan Lentini. Pada tahun 902 M seluruh Sisilia dikuasai oleh kaum muslimin di bawah pimpinan Bani Aghlab yang setelah menghabiskan waktu dari tahun 827 – 902 M . [32]kemudian berdirilah pemerintahan di bawah tiga dinasti yaitu Bani Aghlab, Fathimiyah dan Kalbiyah
3. Penguasa Sisilia
a. Dinasti Bani Aghlab ( 903 – 909 M )
    Dinasti Bani Aghlab yang berpusat di Tunisia mengangkat lima orang gubernur dengan gelar amir, wali atau shahib di Sisilia dengan ibu kota Palermo. Para gubernur mempunyai kekuasaan penuh dalam hal perang atau damai , pembagian harta rampasan, mencetak uang, menentukan pajak, mengangkat kadi, badan kota praja, pengaturan tentang tanah. Penduduk Sisilia saat itu berbagai ras dan agama; Islam, Kristen, Yahudi, Bangsa Sisilia, Yunani, Lombard, Arab, Barbar, Persia, Negro. Bangsa Arab menjadi penguasa, mayoritas penduduk muslim adalah keturunan bangsa barbar, Sisilia dan Arab.
  Ketika dikuasai dinasti Muslim itu, populasi penduduk Sicilia bertambah seiring datangnya imigran Muslim dari Afrika, Asia, Spanyol dan barbar.Di setiap kota di Sicila dilengkapi dengan sebuah dewan kota.Pada zaman ini mulai diperkenalkan reformasi agraria. Hal itu dilakukan agar tanah tak cuma dikuasai orang-orang kaya saja. Irigiasi juga mulai diperkenalkan, sehingga sektor pertanian berkembang pesat. Pada abad ke-10 M, Sicila menjadi provinsi di Italia yang paling padat dengan jumlah penduduk mencapai 300 ribu jiwa. [33]
b. Dinasti Fathimiyah ( 909 - 965 M )
Pada tahun 909 M Ali bin Ahmad bin Abi al-Fawaris salah satu gubernur daulah Fathimiyah yang berpusat di Mesir , menggulingkan Ahmad bin Husen gubernur Dinasti Aghlabid yang terakhir . Dalam masa transisi dari Aghlab ke Fatimiyah di Sisilia juga terjadi pergolakan namun pergolakan di sini bukan karena masalah politik tetapi masalah yang sifatnya agamis yaitu pertentangan antara Syiah dan Suni. Tetapi dalam jangka waktu yang tidak lama Fathimiyah bisa mengatasinya.
 Gubernur-gubernur dinasti Fathimiyah di Sisilia antara lain Ziyadatullah bin Qurthub, Abu Musa al-Dayf , Salim Rasyid dan Khalil bin Ishaq. Di bawah para Gubernur ini dinasti Fatimiyah membangun peradaban Islam dengan berbagai kemajuan . Gubernur dinasti Fatimiyah yang terkuat adalah Hasan bin Ali al-Kalby keturunan arab suku kalb yang kemudian mendirikan dinasti Kalbiyah di Sisilia, namun ia tetap setia kepada Fathimiyah.
c. Dinasti Kalbiyah ( 965 - 1044 M )
Dinasti kalbiyah berkuasa selama 80 tahun. Hasan dapat menaklukkan daerah kristen di sebelah utara Sisilia , Tormina kemudian merubah nama kota itu menjadi Mu`izziyah sebagai penghormatan terhadap khalifah Fathimiyah Muiz . Sejak tahun 948 M, Khalifah Fatimiyah, Ismail Al-Mansur mengangkat Hassan Al-Kalbi sebagai emir Sicilia. Secara defakto, Emirat Sicilia terlepas dari pemerintahan Faimiyah di Mesir. Lalu digantikan Emir yang baru bernama Abu Al-Qasim (964 M - 982 M). pada masa kedua emir itu berkuasa, Muslim Sicilia bertempur dengan Bizantium. Setelah itu, kekuasaan Islam meredup seiring perebutan kekuasaan di tubuh umat Islam. Pada 1061 M, Sicilia lepas dari tangan umat Islam. [34]
4.        PerkembanganIlmuPengetahuandiSisilia
a.         Dinasti Bani Aghlab, Peradaban Islam pada masa dinasti Bani Aghlab kurang berkembang karena sering terjadi pemberontakan
b.         Dinasti Fathimiyah, Peradaban Islam pada masa dinasti Fatimiyah juga kurang berkembang karena sering terjadi pemberontakan dan baru merintis kesejahteraan secara fisik
c.         Dinasti Kalbiyah, Peradaban Islam berkembang pada masa dinasti Kalbiyah yang berkuasa selama 80 tahun.
1) Di bidang Fisik, Kota Palermo dihiasi dengan 150 tempat pemotongan hewan, 300 masjid, 7000 jamaah shalat jumat dan 300 sekolah guru .
2) Di bidang Pertanian sudah menggunakan sistem pengairan , bibit unggul didatangkan dari negara timur, dan sistem penanaman bibit meniru bangsa Arab.
3) Di bidang Perindustrian sudah mampu mengembangkan industri tambang emas, belerang, sulfur, tawas, industri perikanan, penenunan kain sutra.
4) Di bidang Perdagangan sudah maju dan saat itu masih dikuasai orang Arab dan pelabuhan Messina menjadi kota perdagangan. Dan sudah mengadakan kharaj dan jizyah .
5) Di bidang ilmu, perkembangan ilmu agama islam lebih menonjol dibanding dengan yang lain.
a)        Ilmu Fiqih sudah membicarakan hukum positif
b)        Para ahli hukum menyesuaikan penafsiran al-Qur`an sesuai dengan perkembangan zaman
c)        Umat Islam tidak menjalankan hukum Romawi, Yunani dan Kristen
d)       Al-Qur`an dan Hadits dijadikan sumber pokok hukum islam, dengan demikian ilmu bantupun berkembang seperti tafsir, ulumul hadits, bahasa arab, dan lain lain.
e)         Di bidang Ilmu Kalam yang terkenal adalah Abdul Haq bin Muhammad dan bin Zafar ( yang mengkritik al-Juwaini).
f)         Di bidang Sastra ada Ali Hamzah al-Basri ( pengagum al-Mutanabbi)
g)        Di bidang Sejarah ada Abu Zaid al-Gumari dan bin Qotta
h)        Di bidang Fisika muncul Abu Said Ibrahim dan Abu Bakar Siqli.
i)          Di bidang kedokteran yang terkenal adalah Abul Abbas Ahmad bin Abdul Salam
6) Di bidang Sosial dan Ekonomi mereka berhasil membangun irigasi dengan sistem Hydraulic yang didatangkan dari Persia dan sistem Siphon dari Roma.
7) Dengan irigasi yang baik maka perkebunan dan pertanian semakin maju. Sehingga tanaman kapas, rami di Giattini , berbagai macam jeruk di ekspor
d. Dinasti Normandia
  Pada masa dinasti Normandia ini kekuasaan dinasti Islam telah berakhir namun kebudayaan Islam masih berkembang
1) Rogger I dan II ( 1091 - M)
 Walaupun Rogger I dan II beragama kristen tetapi ia memperlakukan umat islam dengan baik. Bahkan Rogger II yang beragama kristen mendapat gelar Mu`taz Billah . Palermo tetap sebagai ibu Kota negara, pejabat negara dan tentara tetap menggunakan orang orang islam. Rogger I dan II masih mengagumi kehebatan kebudayaan dan Intelektual Islam , mahir bahasa Arab, memakai baju kebesaran raja raja Islam. Kehidupan istana menyerupai kehidupan raja raja Islam. Menggunakan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi. Mahkamah menyerupai Mahkamah Agung Bezantium tetapi upacara upacaranya menyerupai Mahkamah Arab.[35] Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat pada zaman Normandia, karena Roger II sangat tertarik dengan matematika, administrasi dan ilmu Bumi , karena pada masa ini muncul intelektual muslim yang terkenal al-Idrisi
  Al-Idris Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad Ibn Muhammad Ibn Abdullah Ibn Idris Ash-Sharif , Ia dilahirkan di Ceuta, Spanyol ( 1099-1166), dan belajar di Cordova . Orang barat mengakuinya sebagai seorang ahli geografi, yang telah membuat bola dunia dalam bentuk globe dari bahan perak seberat 400 kilogram yang dilengkapi dengan Kitab Al-Rujari (Roger's Book).untuk Raja Roger II dari Sicilia. Ia ahli geografi dan kartografi terbesar di abad pertengahan. Saat itu Idris menjadi sangat dikenal dan mulai dilirik oleh kalangan navigator laut Eropa serta kalangan militer. Kemudian Idris membuat kitab Nuzhat al-Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Kesenangan untuk Orang-orang yang Ingin Mengadakan Perjalanan Menembus Berbagai Iklim) sebuah ensiklopedi yang berisi peta secara detil dan informasi lengkap negara-negara Eropa.
  Idris membuat kembali sebuah kompilasi ensiklopedi yang lebih komperhensif berjudul Rawd-Unnas wa-Nuzhat al-Nafs (Kenikmatan Lelaki dan Kesenangan Jiwa). . Idris juga ahli di bidang ilmu kedokteran, Ia menyusun sebuah buku berjudul al-Jami-li-Sifat Ashtat al-Nabatat , menjelaskan nama-nama obat dalam beberapa bahasa, termasuk Berber (Arab), Suriah, Persia, Hindi, Yunani dan bahasa latin.. Beberapa karyanya telah dialih bahasakan kedalam bahasa latin , bukunya sangat popular di daratan Eropa dan telah diterbitkan di Roma pada tahun 1619. Christopher Columbus, juga menggunakan peta asli yang dibuat oleh Idris sebelumnya .
2) William I dan II
 Pada masa Penguasa Dinati Normandia di tangan William I dan II (beragama kristen) umat islam diperlakukan dengan tidak baik, namun Wiliam mengagumi kehebatan kebudayaan dan Intelektual Islam. Palermo tetap sebagai ibu Kota negara, dan ia menggelari dirinya dengan al-Musta`iz Billah[36].
B. Dinasti Ghaznawiyah (977 M - )
1. Wilayah dinasti Ghaznawiyah
 Wilayah dinasti Ghaznawiyah meliputi Iran bagian timur, Afganistan, Pakistan dan beberapa wilayah bagian India. Pusat pemerintahannya di kota Ghazna Afganistan. Dinasti inilah yang mampu menembus sampai ke India menyebarkan agama Islam , menghancurkan berhala menggantikan kuil dengan masjid dan mampu berjaya sampai kurang lebih 220 tahun.
 2. Pendiri Dinasti Ghaznawiyah
Pendiri dinasti Ghaznawiyah adalah Sabaktakin keturunan alptakin bangsa Turki, salah seorang pendiri kerajaan kecil di bawah naungan kerajaan bani Saman yang sedang berjaya. Pada tahun 961 M Raja bani Saman Abd Malik bin Nuh, mengangkat Alptakin menjadi Gubernur di Hirrah, Barat Laut Afganistan. Jabatan ini berakhir ketika rajanya meninggal dunia dan digantikan oleh Mansur bin Nuh. Oleh karena itu Alptakin bersama anak buahnya pergi menuju Ghazna dan menguasai wilayah itu pada tahun 962 M, dan menjadikan Ghazna sebagai basis perlawanan menghadapi Mansur bin Nuh. [37]
3.Penguasa Dinasti Ghaznawiyah
Setelah Alptakin wafat digantikan oleh salah satu keturunanya yaitu Sabaktakin. Ia menjadi penguasa dinasti Ghaznawiyah pada tahun 977 M. Pada awalnya ia memiliki Khurasan sebagai hadiah dari raja Samani Nuh bin Mansur atas jasanya berhasil memadamkan pemberontakan di Transoxiana. Setelah menguasai Persi, Sabaktakin menguasai Pesyawar, kemudian Kabul dan wilayah India. Setelah berjuang selama 20 tahun Sabaktakin meninggal pada tahun 997 M. Walaupun berasal dari bangsa Turki namun ia dapat menyatukan kedua bangsa Turki dan Afganistan karena sama sama satu madhab yaitu ahlu sunnah wal jamaah.
            Sabaktakin digantikan oleh putranya, Mahmud yang bergelar Mahmud Ghaznawi pada tahun 999 M, tetapi masih mengatasnamakan dinasti Samani sehingga ketika di Balkan terjadi pemberontakan terhadap dinasti Samani, Mahmud membantu Abd Malik bin Mansur raja Samani. Pada tahun 1004 M, Muntasir dinasti Samani terakhir mati terbunuh, kemudian Mahmud Ghaznawi secara resmi memperoleh pengakuan dari Khalifah Abasiyah Al-Qadir dan digelari Yamin al-Daulah . [38]
Pemerintahan Mahmud Ghaznawi banyak diwarnai denga peperangan sebagai upaya memperluas wilayah kekuasannya terutama ke India. Pada tahun 1001 M Mahmud menaklukkan Kabul, Multan dan Kasmir. Di setiap daerah penaklukkan, ajaran Brahmanisme dikikis dan diganti dengan ajaran Islam. Tahun 1006 menguasai Punjab, Kangra, Balujistan, Delhi, Mathura, Kalijar, Sind, Makran, Kirman, Surat dan terakhir Gujarat. Untuk menmgendalikan kekuasaannya di India Mahmud mengangkat seorang gubernur yang berkedudukan di Lahore. Penaklukan India memerlukan waktu 24 tahun. [39]
4.PeradabanIslam di dinasti Ghaznawiyah
a.       Mahmud Ghaznawi adalah orang yang ahli dalam ilmu peperangan, pembangunan dan pengembangan ilmu.pecinta ilmu dan sangat menghormati sarjana
b.          Kota Ghaznah bukan saja sebagai tempat pertahanan tetapi juga tempat berkumpulnya para ahli hukum, ulama, fuqaha, para ahli bahasa, tasawuf dan falsafah.
c.         Mahmud membangun istana di Afghan, Shal, membangun taman Sad Hasan, Istana Fazuri, membangun masjid yang megah dan indah di Ghazna yang terkenal dengan nama Arus al-Falaq, membangun sekolah yang dilengkapi dengan perpustakaan.
d.         Mahmud membangun kandang besar berkapasitas 1000 ekor binatang
e.          Mas`ud bin Mahmud membangun masjid yang megah dirancang sendiri pada tahun 1035 – 1036 M.
f.       Dalam pengembangan ilmu, ia menghimpun para sarjana dan pujangga mereka ditempatkan di istananya, dibiayai dan didukung untuk mengembangkan ilmu dan penyelidikan ilmu, diantaranya adalah Al-Biruni dan Al-Firdausi.
g.      Al-Biruni nama lengkapnya Abu al-Rayhan Muhammad bin Ahmad al-Biruni, keturunan Iran. Lahir tahun 973 M di kota Kath , ibu kota Khawarizm, daerah Amu Darya sebelah selatan pantai laut Aral. Usia 24 tahun di kampung halamannya belajar kepada Abu Nasr Mansur bin Ali bin Irak Jilani(ahli matematika). Pernah tinggal di istana bani Saman pada masa Mansur II bin Nuh pada tahun 997 – 999 M, kemudian menetap di Jurja, ke Rayy dekar Teheran dan sejak itu al-Biruni mengeluarkan karya karyanya.
·           Dialah sarjana pertama yang menemukan teori Perputaran bumi pada porosnya yang mengelilingi matahari, 600 tahun sebelum Galileo lahir.
·           Al-Biruni lah yang menetapkan bahwa ketiga sudut dari segitiga besarnya 180 drajat.
·           Al-biruni juga yang menetapkan dasar dasar ilmu ukur sudut.
·            Di bidang astronomi ia dapat menemukan arah kiblat shalat secara cepat
·            Pada masa Mahmud Ghaznawi , al-Biruni ikut serta dalam ekspedisi militer ke India yang kemudian menghasilkan kitab Tarikh al-hind
·           Al-Biruni mempersembahkan kitab karya utamanya al-Qanun al-Mas`udi fi al-haya wa an-Nujum kitab, ensiklopedi astronomi terlengkap yang mencakup antronomi, geografi, astrologi, dan beberapa matematika bangsa Greek, India, Babilonia, dan Persia.[40]
·           Kitab al-Jamahir fi Ma`rifat al-Jawahir (pengetahuan tentang batu permata) adalah Risalah mengenai mineralogi yang ditulis semasa Sultan Maudud bin Mas`ud
·           Al-Biruni juga menulis abstraksi mengenai geometri, astronomi, aritmatika, dan astrologi pada kitab Tafhim li Awa`il sina`at at-Tanjim.
·           Al-Biruni juga sangat ahli di bidang kedokteran farmasi, fisika, sejarah, geografi, kronologi, bahasa, pengamat adat istiadat dan seorang ulama besar pada zamannya.
h.        Al-Firdausi (w 1020 M) adalah tokoh kebangkitan sastra Persia, ia penyair dari Tus atas dorongan bani Samani dan Mahmud Ghaznawi menyusun suatu epik Persia terkenal yang disebut Shah Nameh yang telah mulai digarap oleh penyair lain bernama Daqiqi yang mati terbunuh.Shah nemeh memuat kisah para raja dari legenda awal termasuk kerajaan Sasania. Dia juga mendorong perkembangan seni arsitektur dan seni seni lainnya.
i.          Pada masa Mahmud dan Mas`ud tercatat ada beberapa ilmuwan seperti Bin al-Arraqi , bin al-Khammar, al-Marasyi (w 420 H), al-Utby ( w 427 H), dan al-Baihaqi, ketiganya penulis sejarah al-Furrakhi, al-Asyadi (penyair dalam bahasa Persi), dan penyair Arab terkenal Badi` al-Zaman al-Hamdani.Sayang setelah Mas`ud bin Mahmud, sultan sultan Ghaznawiyah tidak ada yang kuat sehingga dinasti Ghaznawiyah mengalami kemunduran, melemah dan hancur.



























BAB III
KESIMPULAN

Dari Uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Asal usul masuknya Islam di Spanyol tidak lepas dari keberhasilan Thariq ibn Ziyad mengalahkan raja Roderick.
2.    Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam penyerapan ilmu pengetahuan yang dikembangkan umat Islam di sana serta peradabannya, baik dalam hubungan politik, sosial,  maupun ekonomi dam peradaban antar Negara
3.    Adapun sebab kemunduran Islam di Spanyol adalah:
a.       Konflik Islam dan Kristen
b.      Tidak adanya Ideologi Pemersatu
c.       Kesulitan Ekonomi
d.      Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Pemerintahan
e.       Keterpencilan.
4. Asal usul masuknya Islam di Sisilia , Penguasaan pulau ini berpindah-pindah dalam beberapa abad mulai dari Yunani, Cartage, Romawi, Vandals, dan Byzantium, kemudian dikuasai oleh kaum Muslimin.
5.Islam mengalami kemunduran karena  terjadinya konflik internal di kalangan orang-orang Kristen Celakanya, kesalahan yang sama juga dilakukan oleh pihak muslim di Sisilia







DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. Mukti, Sejarah Islam Pramodern, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,         1995.
Amin, M. Mansyur, Sejarah peradaban Islam, Bandung: Indonesia Spirit Foundation, 2004
 Aziz Ahmad , A History of Islamic Sicily, ( Edenburgh : Edenburgh University Press , 1975
Fakhri, Majid, Sejarah Filsafat Islam, Jakarta: Pustaka Jaya, 1986.
Hammond , Headline World Atlas , (New Jersey : Hammond Incorporated Maplewood, 1969)
Hamka, Sejarah Umat Islam, Jakarta, Penerbit Bulan Bintang, 1981
 http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad_al-Idrisi
 http: //alwialatas.multiply.com/journal/item/29/sisilia-dua-abad-keemasan-di-bawah-islam-bagian-1
Hittin, Philip K., History of The Arabs, Diterjemahkan oleh R. Cecep Lukman Yasin, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2008 Philip K Hitti , History of the Arab, ( London: The Macirillan Press Ltd, 1974 )
 Mahayudin Hj Yahaya, Islam di Spanyol dan Sicily, ( Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia, 1990)
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jakarta: UI Press, 1985.
Sunanto, Musyrifah  Sejarah Islam Klasik : Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group , 2007) cet ke 3
Sou’yb, Joesoef, Sejarah Daulat Umayyah di Cordova, Jakarta, Penerbit Bulan Bintang, tth.
Syalabi, Ahmad, Sejarah kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka AlHusna, 1983.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2004.


[1] Badri Yatim, Sejarah Peradab an Islam (Dirasah Islamiyah II), diterbitkan dalam rangka kerja sama lembaga studi islam dan kemasyarakatan (LSIK),  (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997), Edisi I, Cet. Ke V, h. 87.
[2] Philip K. Hitti, History of The Arabs, London: Macmilan Press LTD, ed. 10, 1974, h. 526-530.
[3] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, (Jakarta: UI Press, 1985), Jilid I, h. 12.
[4] Ensiklopedi Islam, 1999, h. 145.
[5] Nama lengkapnya adalah Al-Walid bin Abdul Malik merupakan Khalifah ketiga dari Dinasti Umayyah. Setelah Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M) dan Khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705 M) selanjutnya setelah Al-Walid diteruskan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720 M) dan Hasyim ibn Abdul Al-Malik (724-743 M). Ekspansinya ke barat dilakukan secara besar-besaran, di zaman Al-Walid masa pemerintahannya adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban, umat Islam hidup pemerintahannya berjalan kurang lebih 10 tahun.
[6] Badri Yatim, op. cit., h. 89.
[7] A. Mukti Ali, Sejarah Islam Pramodern, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995), h. 319.
[8] Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah III, Pengantar Studi Sejarah kebudayaan Islam dan Pemikiran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 14-15.
[9] Badri yatim, op. cit., h. 96-97.
[10] Badri Yatim, op. cit., h. 97-98.
[11] Badri Yatim, op. cit., h. 97-98.
[12] M. Mansyur Amin, op. cit., h. 121-122.
[13] Badri Yatim, op. cit., h. 98-99
[14] Badri Yatim, op. cit., h. 99-100.
[15] Majid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1986), h. 35.
[16] Badri Yatim, op. cit., h. 103.
[17] Ahmad Syalabi, op. cit., h. 88.
[18] Zainuddin Alavi, Muslim Education Thought in the Middle Age, (terj) Abuddin Nata, (Bandung: Angkasa, 2000), h. 16.
[19] Philip K. Hitti, Dunia Arab, (Terj) Ushuluddin Hutugalung, (Bandung: Sumur Bandung, 1962), h. 135.
[20] Majid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1986), h. 357.
[21] Badri Yatim, op. cit., h. 101.
[22] Badri Yatim, op. cit., h. 101-102.
[23] Ahmad Syalabi, op. cit., h. 86.
[24] Badri Yatim, op. cit., h. 102.
[25] S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, (Jakarta: P3M, 1986), Cet Ke II, h. 67.
[26] Majid Fakhri, op. cit., h. 356.
[27] Hammond , Headline World Atlas , (New Jersey : Hammond Incorporated Maplewood, 1969) hal: 36
[28] Dari sisilia, Italia mengeksport buah jeruk, jagung, jewawut, zaitun, buah badam, anggur ,kapas dan menghasilkan minyak bumi terbesar di Eropa, menghasilkan dua per tiga kebutuhan Italia atas blerang, aspal, garam karang, garam laut, dan batu apung Italia. Lihat Grolier Internasional Inc, (ed), Italia , Negara dan Bangsa Eropa (Jakarta : 1988 ) , jilid 6 hal 158

[29] Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik : Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group , 2007) cet ke 3 hal: 157

[30] http: //alwialatas.multiply.com/journal/item/29/sisilia-dua-abad-keemasan-di-bawah-islam-bagian-1

[31] Mahayudin Hj Yahaya, Islam di Spanyol dan Sicily, ( Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia, 1990), hal: 17
[32] Aziz Ahmad , A History of Islamic Sicily, ( Edenburgh : Edenburgh University Press , 1975 ) hal 53-55

[33] Ibid , h. 161


[34] Republika.co.id
[35] C.J . Tornberg (ed), Bin al-Athir : al-Kamil fi at-Tharikh, ( Leiden : 1874 ) vol X hal 133
[36] Hasan Ibrahim Hasan, Tarekh al-Islam, ( Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Misriyah, 1979), jilid III h. 94
[37] Ibid. h: 169
[38] Hamka, Sejarah Ummat Islam, (Jakarta : NV Nusantara , 1961 ) Jilid II h.109
[39] Ibid.
[40] Ibid, h: 175


Tidak ada komentar:

Posting Komentar